Bantul (MTsN 6 Bantul) — Dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan madrasah, uji publik Kurikulum Madrasah Tahun 2024-2025 dilaksanakan di MTsN 6 Bantul, Jumat (2/8/2024). Acara ini dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan,antara lain Kasubag TU Kementerian Agama Bantul, pengawas madrasah, para pendidik, orang tua siswa, perwakilan siswa, dan tokoh pendidikan. Salah satu pakar pendidikan yang memberikan masukan berharga adalah Retno Yuliastuti.
Retno Yuliastuti, seorang pakar pendidikan yang menjabat sebagai Kepala Bidang SMP Kantor Dikpora Bantul dengan pengalaman bertahun-tahun dalam pengembangan kurikulum, memberikan sejumlah rekomendasi penting. Dalam sambutannya, Retno menekankan pentingnya kurikulum yang adaptif dan relevan dengan perkembangan zaman. “Kurikulum harus mampu menjawab tantangan global sekaligus mempertahankan nilai-nilai lokal,” ujarnya.
Nilai lokal yang dimaksud agar memasukkan unsur nilai kekhasan Yogyakarta ke dalam kurikulum Madrasah.
“Karena kita sebagai orang Yogya harus mampu memelihara nilai-karakter khas Yogya, terlebih untuk anak didik kita,” tambah Retno.
Lebih lanjut dicontohkan secara detail salah satu kekhasan tersebut antara lain pembiasaan mempersilakan murid pada guru dengan jempol , atau sikap pembiasaan ngapurancang (kedua tangan di tautkan di depan ) ketika sedang berbicara dengan orang lain. Ia juga menyoroti perlunya pendekatan pembelajaran yang lebih inklusif dan kreatif, serta memanfaatkan teknologi sebagai alat bantu pengajaran. Retno mengajak para pendidik untuk lebih inovatif dalam menyampaikan materi agar lebih menarik dan mudah dipahami oleh siswa.
Masukan dari Retno Yuliastuti ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam penyempurnaan kurikulum madrasah agar lebih efektif dan efisien dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Kepala MTsN 6 Bantul, Mafrudah menyambut baik masukan dari pakar pendidikan ini dan menyampaikan apresiasinya atas kontribusi Retno . “Masukan baik ini insyaAllah akan diimplementasikan dalam kurikulum melengkapi yang sudah ada,” pngkas Mafrudah. (tar/rin)